THE GOSSEN LAW (HUKUM GOSSEN)
Hukum Gossen 1
Sebelum membahas lebih lanjut
teori perilaku konsumen, coba Anda perhatikan orang yang sedang kehausan dan
disediakan 5 gelas air. Apa yang dilakukan orang tersebut dengan 5 gelas air
tersebut? Tentunya orang tersebut akan terus menerus meminumnya hingga dia
merasa mendapatkan suatu kepuasan yang tinggi.
Menurut Anda apakah seseorang
yang kehausan akan meminum semua gelas?
Jawaban Anda pasti tidak. Dengan demikian nilai kepuasan gelas pertama dengan gelas yang berikutnya memiliki nilai kepuasan yang berbeda. Hal ini oleh Hermann Henrich Gossen diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
Jawaban Anda pasti tidak. Dengan demikian nilai kepuasan gelas pertama dengan gelas yang berikutnya memiliki nilai kepuasan yang berbeda. Hal ini oleh Hermann Henrich Gossen diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
Hukum
Gossen I berlaku dengan syarat::
– benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis. – pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu. |
Hukum
Gossen I tidak berlaku apabila:
– benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
- terdapat jarak waktu antara
pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang
berbeda-beda.
- tidak berlaku untuk
benda-benda yang termasuk narkoba
|
Hukum Gossen 2
Dalam pemenuhan kebutuhan
tentunya tidak semua orang hanya memenuhi satu kebutuhan saja. Misalkan Anda
mempunyai uang sebesar Rp. 10.000,00. Apakah uang Anda akan dibelikan makanan
seluruhnya? Tentunya Anda tidak akan menghabiskan uang Anda seluruhnya untuk
membeli makanan. Sebagai seorang pelajar Anda akan menggunakan uang tersebut
untuk kebutuhan lainnya seperti membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis.
Hal ini menunjukkan bahwa jika orang melakukan pemenuhan kebutuhan maka akan
memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan
yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut.
Kecenderungan pemenuhan kebutuhan tersebut dituangkan dalam Hukum Gossen II
yang menyatakan “Pada dasarnya manusia cenderung memenuhi berbagai macam
kebutuhan sampai pada tingkat intensitas (tingkat kepuasan) yang sama”.
Untuk lebih memahami Hukum
Gossen II ini, kita uraikan contoh uang Rp. 10.000,00 di atas. Misalkan dari
uang Rp. 10.000,00 Anda gunakan untuk makan Rp. 3.500,00 dengan nilai kepuasan
7, untuk buku tulis dan alat tulis Rp. 4.000,00 dengan nilai kepuasan 6, untuk
naik kendaraan Rp. 1.000,00 dengan nilai kepuasan 6,5 untuk buku bacaan Rp.
1.500,00 dengan nilai kepuasan 7.
Dari contoh di atas, Anda telah
mengalokasikan uang secara rasional dan wajar, hingga masing-masing kebutuhan
dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang mendekati sama yaitu antara 6 sampai
dengan 7.
Tambahan...
1) Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi
manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum,
lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen.
Pada intinya, hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan
akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati
konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang
akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”
2) Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri,
manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia memiliki banyak
kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan yang kurang
atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang bersifat
tersier. Untuk itu, H.H. Gossenmengemukakan lagi teorinya, yang dikenal
dengan hukum Gossen II, yang menyatakan:
“Jika konsumen melakukan
pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan
harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi
konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk
semua barang yang dikonsumsinya.”
Dalam arti lain Hukum Gossen adalah hukum tentang tambahan kepuasan yang
akan semakin menurun. Dalam hukum Gossen dikatakan bahwa bila suatu kebutuhan
itu dipenuhi terus-menerus maka kita akan menjadi bosan.
Misalnya kita lapar dan menginginkan bakso. Pada saat itu di depan kita
ada sepuluh mangkuk bakso. Yang menjadi pertanyaan adalah di manakah letak
kepuasan tertinggi kita. Jawabannya tentu di mangkuk bakso yang pertama. Di
mangkuk pertamalah kita akan merasa sangat puas karena hasrat kita tersalurkan.
Untuk mangkuk kedua, ketiga, dan seterusnya kita tidak akan merasakan kepuasan
seperti kepuasan di mangkuk pertama. Istilah umumnya kita merasa sudah bosan
dengan bakso.
Sifat Dasar Manusia
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Ketika satu kebutuhan terpenuhi, akan ada kebutuhan-kebutuhan lain yang ingin dipenuhi juga. Ketika manusia merasa bahwa dirinya sudah sukses, sesungguhnya masih banyak target-target baru yang lebih tinggi menanti. Itulah salah satu contoh hukum Gossen dalam ilmu non-ekonomi.
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Ketika satu kebutuhan terpenuhi, akan ada kebutuhan-kebutuhan lain yang ingin dipenuhi juga. Ketika manusia merasa bahwa dirinya sudah sukses, sesungguhnya masih banyak target-target baru yang lebih tinggi menanti. Itulah salah satu contoh hukum Gossen dalam ilmu non-ekonomi.
Atau Misalnya
seperti sepasang suami-istri atau sepasang kekasih yang ketahuan
selingkuh. Pada awal menjalin hubungan, mungkin rasanya bahagia, dipenuhi
romansa ini-itu, saling mengisi hidup, menghabiskan waktu bersama berjam-jam,
dan lain sebagainya. Tapi setelah beberapa lama, rasanya jadi biasa saja.
Soalnya sudah terpenuhi pada awal-awal hubungan, Nah. Bisa jadi akan terbesit
rasa bosan. Dan pada tahap yang rada parah, ya itu tadi, malah selingkuh.
Hukum Gossen adalah hukum
alam yang akan selalu ada sepanjang masa. Meski begitu, sebagai makhluk yang
memiliki akal seharusnya manusia bisa menyiasatinya.
Demikian pula petunjuk
Al-Qur’an supaya kita hidup sederhana dalam menggunakan harta yang diberikan
Allah dalam surat Al-A’raf : 31:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا
زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ
لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.(Al – A’raf- 31),
Ayat di atas menjelaskan bahwa kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam
segala aspek kehidupan. Hal ini bertentangan dengan hukum gossen 1 dimana sifat
dasar manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas, dan dalam al-quran, kita
dianjurkan harus sedang-sedang saja. Begitu juga dalam Hadist di bawah ini
dijelaskan bahwa kita harus hidup sederha, atau dengan kata lain bisa diartikan
Hidup hemat.
عن جابر قال قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: أطفئوا
المصابيح بالليل إذا رقدتم وأغلقوا الأبواب وأوكوا الأسقية وخمروا الطعام والشراب
- ولو بعود يعرضه
Dari Jabir
Ra, rasulullah bersabda: matikanlah lampu- lampu saat kalian tidur di malam
hari, tutuplah pintu, rapatkanlah tempat air, tutupilah makanan dan minuman.
Meskipun hanya dengan membentangkan sebatang kayu saja. (HR.
Imam Bukhari )
Dan Hadist
ini juga sering digunakan oleh pemerintah supaya kita hemat energi listri.
Kalau
dalam Hukum Gossen II saya menemukan dalam bait alfiyah 142.
واخبروا باثنين
اوباكثر عن واحد كهم سراة شعرا
Dalam bait diatas ada
kaitannya dengan hukum gossen II, dimana ada satu barang bisa untuk menuasakan
kebutuhan lebih dari satu. Intinya, hukum Gossen tidak bisa diaplikasikan
untuk semua aspek kehidupan apalagi hubungan antara manusia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar