Selasa, 30 September 2014

THE GOSSEN LAW (HUKUM GOSSEN)



THE GOSSEN LAW (HUKUM GOSSEN)

Hukum Gossen 1
Sebelum membahas lebih lanjut teori perilaku konsumen, coba Anda perhatikan orang yang sedang kehausan dan disediakan 5 gelas air. Apa yang dilakukan orang tersebut dengan 5 gelas air tersebut? Tentunya orang tersebut akan terus menerus meminumnya hingga dia merasa mendapatkan suatu kepuasan yang tinggi.
Menurut Anda apakah seseorang yang kehausan akan meminum semua gelas?
Jawaban Anda pasti tidak. Dengan demikian nilai kepuasan gelas pertama dengan gelas yang berikutnya memiliki nilai kepuasan yang berbeda. Hal ini oleh Hermann Henrich Gossen diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
Hukum Gossen I berlaku dengan syarat::
– benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
– pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
Hukum Gossen I tidak berlaku apabila:
– benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
- terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang      berbeda-beda.
- tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba
Hukum Gossen 2
Dalam pemenuhan kebutuhan tentunya tidak semua orang hanya memenuhi satu kebutuhan saja. Misalkan Anda mempunyai uang sebesar Rp. 10.000,00. Apakah uang Anda akan dibelikan makanan seluruhnya? Tentunya Anda tidak akan menghabiskan uang Anda seluruhnya untuk membeli makanan. Sebagai seorang pelajar Anda akan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lainnya seperti membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis. Hal ini menunjukkan bahwa jika orang melakukan pemenuhan kebutuhan maka akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan tersebut dituangkan dalam Hukum Gossen II yang menyatakan “Pada dasarnya manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai pada tingkat intensitas (tingkat kepuasan) yang sama”.
Untuk lebih memahami Hukum Gossen II ini, kita uraikan contoh uang Rp. 10.000,00 di atas. Misalkan dari uang Rp. 10.000,00 Anda gunakan untuk makan Rp. 3.500,00 dengan nilai kepuasan 7, untuk buku tulis dan alat tulis Rp. 4.000,00 dengan nilai kepuasan 6, untuk naik kendaraan Rp. 1.000,00 dengan nilai kepuasan 6,5 untuk buku bacaan Rp. 1.500,00 dengan nilai kepuasan 7.
Dari contoh di atas, Anda telah mengalokasikan uang secara rasional dan wajar, hingga masing-masing kebutuhan dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang mendekati sama yaitu antara 6 sampai dengan 7.

Tambahan...
1) Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:

”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”

2) Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang bersifat tersier. Untuk itu, H.H. Gossenmengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan: 

“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”

Dalam arti lain Hukum Gossen adalah hukum tentang tambahan kepuasan yang akan semakin menurun. Dalam hukum Gossen dikatakan bahwa bila suatu kebutuhan itu dipenuhi terus-menerus maka kita akan menjadi bosan.
Misalnya kita lapar dan menginginkan bakso. Pada saat itu di depan kita ada sepuluh mangkuk bakso. Yang menjadi pertanyaan adalah di manakah letak kepuasan tertinggi kita. Jawabannya tentu di mangkuk bakso yang pertama. Di mangkuk pertamalah kita akan merasa sangat puas karena hasrat kita tersalurkan. Untuk mangkuk kedua, ketiga, dan seterusnya kita tidak akan merasakan kepuasan seperti kepuasan di mangkuk pertama. Istilah umumnya kita merasa sudah bosan dengan bakso.
Sifat Dasar Manusia
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Ketika satu kebutuhan terpenuhi, akan ada kebutuhan-kebutuhan lain yang ingin dipenuhi juga. Ketika manusia merasa bahwa dirinya sudah sukses, sesungguhnya masih banyak target-target baru yang lebih tinggi menanti. Itulah salah satu contoh hukum Gossen dalam ilmu non-ekonomi.
Atau Misalnya seperti sepasang suami-istri atau sepasang kekasih yang ketahuan selingkuh. Pada awal menjalin hubungan, mungkin rasanya bahagia, dipenuhi romansa ini-itu, saling mengisi hidup, menghabiskan waktu bersama berjam-jam, dan lain sebagainya. Tapi setelah beberapa lama, rasanya jadi biasa saja. Soalnya sudah terpenuhi pada awal-awal hubungan, Nah. Bisa jadi akan terbesit rasa bosan. Dan pada tahap yang rada parah, ya itu tadi, malah selingkuh.
Hukum Gossen adalah hukum alam yang akan selalu ada sepanjang masa. Meski begitu, sebagai makhluk yang memiliki akal seharusnya manusia bisa menyiasatinya.

Demikian pula petunjuk Al-Qur’an supaya kita hidup sederhana dalam menggunakan harta yang diberikan Allah dalam surat Al-A’raf : 31:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ 

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjidmakan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(Al – A’raf- 31),

Ayat di atas menjelaskan bahwa kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam segala aspek kehidupan. Hal ini bertentangan dengan hukum gossen 1 dimana sifat dasar manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas, dan dalam al-quran, kita dianjurkan harus sedang-sedang saja. Begitu juga dalam Hadist di bawah ini dijelaskan bahwa kita harus hidup sederha, atau dengan kata lain bisa diartikan Hidup hemat.
عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أطفئوا المصابيح بالليل إذا رقدتم وأغلقوا الأبواب وأوكوا الأسقية وخمروا الطعام والشراب - ولو بعود يعرضه
Dari Jabir Ra, rasulullah bersabda: matikanlah lampu- lampu saat kalian tidur di malam hari, tutuplah pintu, rapatkanlah tempat air, tutupilah makanan dan minuman. Meskipun hanya dengan membentangkan sebatang kayu saja. (HR. Imam Bukhari )
Dan Hadist ini juga sering digunakan oleh pemerintah supaya kita hemat energi listri.
Kalau dalam Hukum Gossen II saya menemukan dalam bait alfiyah 142.
واخبروا باثنين اوباكثر      عن واحد كهم سراة شعرا
Dalam bait diatas ada kaitannya dengan hukum gossen II, dimana ada satu barang bisa untuk menuasakan kebutuhan lebih dari satu. Intinya, hukum Gossen tidak bisa diaplikasikan untuk semua aspek kehidupan apalagi hubungan antara manusia.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar